Belanja di Pasar Johar Aja, Ini Alasannya
SEMARANG JAVAMEDIA.ID – Pasar Johar Semarang tetap menjadi legenda pasar tradisional yang tak pernah dilupakan warga masyarakat Kota Semarang. Bahkan warga lain dari luar kota pun tak sedikit yang datang ke Pasar Johar untuk belanja, bahkan kulakan dagangan.
Hal ini tentu ada beberapa alasan mengapa Johar tak tergantikan untuk urusan belanja barang. Ada yang mengatakan belanja barang di pasar tradisonal harga jauh lebih murah dibanding toko. Alasan ini ada benarnya, karena pedagang di Pasar Johar tidak dikenakan sewa lapaak yang harganya terus merangkak naik. Sehingga wajar bila para pedagang bisa menjual dagangannya tanpa melipatkan harga setinggi langit.
Membeli barang di pasar umumnya bisa tawar menawar untuk mencapai kesepakatan harga. Hal ini yang tidak terjadi di pasar modern. Bahkan impact dari tawar menawar ini lah bisa langsung mendekatkan atau menimbulkan hubungan psikologis antara pembeli dan penjual. Maka dari sini lahir lah istilah ‘langganan’.
Tutik, pedagang pakaian di los pakaian Johar Tengah mengatakan, mencari barang keperluan apa saja di Pasar Johar sudah barang tentu ada alias lengkap. Dari sandang hingga pangan, serta kebutuhan sekunder lainnya tersedia. “Dari segi kualitas bermacam-macam, juga harganya beragam. Bahkan Pasar Johar juga merupakan pasar grosir bagi mereka yang ingin menjual lagi atau istilahnya reseller,” papar Tutik yang sudah hampir 20 tahun berdagang pakaian di Pasar Johar.
Di Pasar Johar menurutnya tidak memberlakukan diskon. Tidak seperti di toko modern yang memberlakukan diskon namun harga dinaikkan terlebih dulu. Oleh karena itu banyak yang mendapati barang sama namun harga beda dengan yang ada di Pasar Johar. “Ya terang beda, karena di toko kan kena pajak, terbebani sewa dan bayar gaji karyawan. Ini yang membuat pasar modern harganya di atas harga di pasar tradisional,” kata Tutik.
Makanya menjelang lebaran ini, Tutik optimistis Pasar Johar akan kembali dibanjiri masyarakat yang belanja barang kebutuhan lebaran. Termasuk pakaian baru, Tutik pun sudah menyiapkan stok berlipat hingga 2 kali lipat.
Hal sama diakui oleh Ronny, pedagang perlengkapan elektronik rumah tangga. “Untuk kebutuhan selama Ramadan hingga lebaran, stok yang kami sediakan bahkan tambah antara lain mixer, blender, dispenser, magigcom, kompor, oven listrik dan kipas angin. Mixer, magicom, oven listrik dan blender menduduki ranking teratas. Kebutuhan masyarakat meningkat untuk keperluan membuat makanan atau kue-kue kebutuhan Ramadan bahkan lebaran nanti. menjelang Lebaran Idul Fitri trennya akan bergeser pada kipas angin, banyak yang mencarinya untuk keperluan ruang tamu,” papar Ronny.
Sama halnya dengan Tutik, menjual barang di Pasar Johar tidak mungkin menerapkan ‘aji mumpung’. Mumpung banyak yang beli, maka pada menaikkan harga untuk mengejar keuntungan. Menurut Ronny para pedagang justru mengambil keuntungan wajar atau sekalipun mepet tapi jumlah pembeli yang datang berlipat karena harga jauh lebih murah. Apalagi pelayanan sangat baik dan memberikan garansi. “Orang atau pembeli umumnya akan datang lagi karena mendapatkaan pelayanaan yang baik,” tandas Ronny.
Jangan ragu untuk membeli barang di Pasar Johar. Meski Johar adalah pasar tradisional, namun banyak pula mereka yang cukup bermodal gadget bersinergi dengan pedagang untuk menjualkan secara online. Hal ini diakui oleh Wawan yang berdagang tas dan sepatu. Dirinya bahkan merasa terbantu dengan anak-anak pelajar serta mahasiswa yang berbisnis online. “Mereka cukup memajang foto di akun market online mereka, baru setelah ada yang memesan mereka telpon kami untuk memesan dan mengirim. Kerjasama saling menguntungkan ini sangat membantu pedagang yang kebanyaan masih gagap teknologi digital,” ungkap Wawan.
Dari sini lah terungkap bahwa barang-barang yang dijual online pun banyak dari Pasar Johar. Artinya barang dagangan yang ada di Pasar Johar sudah menembus pasar online. (Nameera)