Operasi Beras Oplosan, Disperindag Jateng Gelar Sidak di Sebelas Pasar Tradisonal

Javamedia.id – Disperindag Jateng, kabupaten dan kota melakukan inspeksi dadakan ke sebelas pasar tradisional di Kota Semarang. Sidak ini digelar bertujuan untuk menelisik keberadaan beras yang diduga dioplos. Hal ini terkait dengan pernyataan Kementerian Pertanian RI (Kementan) tentang ratusan merek beras premium yang diduga oplosan.
Petugas menemukan dua merek beras premium yang disebut-sebut Kementan RI, yaitu Sovia dan Fortune. Kedua merek beras premium itu langsung dilakukan uji laboratorium di Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Majapahit Semarang.
“Dua merek (beras) yang ditemukan dari Karangayu Semarang. Yaitu beras Sovia dan beras Fortune. Dari cek visual melihat langsung kadar beras patahannya masih kriteria aman. Tetapi ini juga perlu diuji lab di BPSMB Majapahit,” tutur Kabid Standarisasi dan Perlindungan Konsumen BPK Disperindag Jateng, Devita Ayu Mirandati, Selasa (22/7/2025).
Devi menyampaikan bahwa merek beras lainnya yang diproduksi oleh PT Wilmar masih gampang ditemui di pasar tradisional. Namun hasil pemeriksaannya secara fisik, pihaknya mengklaim bahwa merek lainnya masih memenuhi standar kelayakan pangan.

Kabid Standarisasi dan Perlindungan Konsumen BPK Disperindag Jateng, Devita Ayu Mirandati
Sementara untuk merek beras Sovia dan Fortune ini, Devi menyebut hasil lab akan keluar dua hari lagi. “Mudah-mudahan hasilnya keluar dua hari lagi,” jelasnya.
Ketika ditanya apakah masih ada merek-merek lainnya yang seperti disebut oleh Mentan Andi Amran Sulaiman, masih dijual bebas di wilayah Jateng, Devi mengklaim bahwa dari hasil penelusuran sudah tidak ada.
“Di pasaran sudah tidak ada. Beberapa saya cek sudah kosong persediaannya. Mungkin sudah ditindaklanjuti sama Satgas Pangan dari Polda Jateng,” ungkapnya.
Selain itu, Disperindag Jateng juga melakukan penyisiran ke tiga wilayah, yaitu Kudus, Grobogan, dan Kabupaten Semarang. Penyisiran ini dikerjakan bersama dengan Disperindag kabupaten/kota di tiga kabupaten tersebut.
Di Kudus, mereka mengawasi dan memeriksan enam titik penjualan beras, yaitu dua agen distributor, pasar induk dan sisanya menyasar Alfamidi. Dari situ, dua merek beras premium ditemukan yaitu Sania dan Sentra Pulen yang kemudian langsung dilakukan uji laboratorium di Perum Bulog Toroh.
“Berdasarkan informasi yang diterima begitu ada temuan di Kudus mereka langsung melakukan pengawasan di enam titik. Ada dua dua agen distributor, pasar induk dan supermarket. Diambil dua sampel beras Sania di Alfamidi dan diuji di laboratorium Bulog Toroh,” terangnya.
Hasil dari uji laboratorium, Sania tercatat memiliki kadar butir patah sebesar 8,4 persen. Sehingga, Devi menyatakan bahwa angka tersebut masih dalam batas aman. Pasalnya, batas maksimal kadar butir patah beras premium adalah 15 persen, sesuai badan pangan nasional nomor 2 tahun 2023. ‘’Kemudian beras sentra pulen patahnya masih 10,11 persen,” akunya.
Atas dasar temuan di lapangan pihaknya mengklaim beras premium yang beredar di Kudus masih aman dikonsumsi. Di Kabupaten Semarang dan Grobogan juga tidak ditemukan beras yang diduga dioplos. (Psw)






