Hari ini Berusia 71 Tahun, Banteng Raiders Cikal Bakal Pasukan Raiders Indonesia

Javamedia.id – INDONESIA Patut Bangga dengan Pasukan Tempur TNI AD berkualifikasi Raiders satu-satunya kala itu, yakni Batalyon Banten Raiders yang bermarkas di Srondol Semarang dan menjadi pasukan pemukul Kodam VII yang sekarang berubah menjadi Kodam IV Diponegoro.

Banteng Raiders adalah pasukan yang dibentuk oleh Letkol Ahmad Yani yang kala itu masih Perwira Menengah dan diresmikan pada 23 Maret 1953 dengan nama awal Batalyon 454. Pasukan ini lah yang berhasil menggempur kedudukan pasukan DI/TII pimpinan Amir Fatah di wilayah Slawi-Tegal. Operasi penghancuran pemberontakan DI/TII di jawa Tengah ini tergolong sukses dengan ide pembentukan pasukan elite oleh Letkol Ahmad Yani yang melibatkan 2 Kompi bergerak secara kesatuan kecil didukung oleh Kompi 1 Banteng Raiders pimpinan Kapten Pujadi yang merupakan anggota pilihan dari Batalyon 401/Rajawali dan Kompi Banteng Raiders II dipimpin Kapten Hadibroto yang merupakan anggota pilihan dari Batalyon 402 Banteng Loreng pimpinan Mayor Soerono.

Untuk menyiapkan ketangguhan pasukan ini kemudian dilakukan pelatihan di Battle Training Centre (BTC) Sumowono.

Made Agra

Banteng Raiders saat dipimpin Danyon Letkol Inf Made Agra (alm).

Letkol Ahmad Yani lah yang langsung memimpin pembentukan pasukan ini. Satuan ini dibentuk dengan mendasarkan pada tekat keberanian bertempur, pantang menyerah dan pantang mundur. Karena itu lah moto pasukan ini adalah ‘Pantang Mundur’.

Kala itu, kemampuan dan taktik yang digunakan sudah tergolong cukup modern. Dengan mengandalkan gerak pasukan dalam kelompok-kelompok kecil, namun memiliki kemampuan menyusup ke daerah musuh dan melakukan pertempuran jarak dekat yang mengejutkan lawan.

Letkol Inf Purn Totok Suroto mantan prajurit Banteng Raiders mengaku bangga bisa menjadi pasukan BR. “Saya betul-betul kagum karena pada saat saya masuk masih menemukan para pendahulu yang dibentuk Pak Ahmad Yani. Profilnya tinggi besar dan gagah serta kuat, benar-benar mirip banteng. Latihannya dengan disiplin tinggi, sehingga hampir tak pernah gagal dalam menjalankan tugas. Sebagaimana saya bertugas pada saat Operasi Seroja di Timor Timur melalui penerjunan,” kenang Totok Suroto yang mengawali sebagai prajurit Banteng Raiders dari pangkat Prajurit Dua.

Hal sama juga dinyatakan Letkol Inf Purn Sukiran, rekan Totok Suroto yang sama-sama bertugas dalam operasi melawan Freteline. Dalam operasi terganas tersebut, banyak prajurit Banteng Raiders gugur, namun tak pernah menyiutkan nyali untuk maju ke medan pertempuran. Termasuk saat itu juga dialami oleh Bambang Priyoko, yang masih berpangkat Letnan Dua. Terpaksa prajurit yang purna berpangkat Kolonel ini harus kehilangan tangan kanannya karena ledakan bom. Kol Inf Purn Bambang Priyoko SIP yang kini memimpin Markas Cabang Legiun Veteran RI Kota Semarang tetap bangga sebagai Prajurit Banteng Raider.

Sanyoto

Sanjoto (tengah) saksi pembentukan dan peresmian Banteng Raider bercerita sejarah dulu kepada Sukiran dan Danyon Letkol Inf Moh Zainollah (kanan) di ruang kerja A Yani.

Dipaparkan oleh Sukiran, Banteng Raiders ini merupakan satu-satunya pasukan berkualifikasi Raid atau Penghancuran yang mengedepankan operasi tempur dengan ketepatan dan kecepatan. Banteng Raider menjadi inspirasi dibentuknya satuan-satuan Raiders untuk mengatasi separatis.

“Dulu logo di baret kita adalah kepala Banteng yang tak ada kupingnya. Memang sengaja tanpa kuping karena filosofinya supaya kita tak mendengarkan suara tembakan lawan saat maju bertemur. Pak Yani sedetil itu membuat pasukan Banteng Raiders,” ungkap Sukiran.

Komandan Batalyon Infanteri Raider 400/Banteng Raiders Letkol Inf Moh Zainollah juga ikut bangga dipercaya komando atas untuk memimpin satuan elite Kodam IV Diponegoro. “Batalyon Banteng Raiders ini telah mengisi sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam peran serta membela kemerdekaan, dari operasi Trikora sampai operasi Perdamaian yang digelar PBB di beberapa negara yang berkonflik. Kalau tugas keamanan dalam negeri gak teritung lagi dari Aceh hingga Papua,” ujar Danyonif Raider 400/BR.

Diusia ke 71 yang tepat diperingati pada Sabtu, 23 Maret 2024 ini dirinya sebagai Komandan Satuan mohon doa restu diusianya yang ke 71 Semoga Satuannya tetap dimampukan mengemban amanah sebagai garda terdepan penjaga NKRI. Selain itu juga makin dicintai rakyat dan bisa turut serta membantu mengatasi kesulitan rakyat.

Sunatha Liman Said, mitra yang juga menjadi warga kehormatan Bateng Raiders mengaku salut dan bangga kepada prajurit yang telah menunjukkan dedikasinya membantu masyarakat. “Saya mengikuti terus aktifitasnya, dari bersih-bersih monument GBN di Slawi langsung lanjut ikut membantu menangani korban banjir Semarang dan Demak sampai sekarang. Selain itu masih ditambah kegiatan bakti sosial bagi takjil dan buka bersama di sekitar markas bersama warga masyarakat. Pokoknya saya salud prajurit kita tidak pernah merasakan capek untuk mengabdi kepada bangsa dan negara,” ujar Sunatha Liman Said. (Ranger)

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *