Gelar Fashion Show, Napi Lapas Perempuan Semarang Pamerkan Busana Hasil Karya Sendiri
Semarang, Javamedia.id – Beberapa warga binaan lapas perempuan menjadi model fashion show dengan mengenakan busana dari kain ecoprint hasil karya sendiri di ‘catwalk’ lapangan samping bengkel kerja komplek Lapas Bulu Kota Semarang, selasa (8/11/2022).
Diantara para model ada Wilaiwan Bonyiam alias Biu (25) WNA asal Thailand yang ditangkap di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang pada 2018 lalu karena membawa 1,15 kg sabu dari luar negeri. Selain Biu ada juga Erna Rosmalinda Isnaini seorang Selebgram dan Tiktokers, yang juga terjerat kasus penyalahgunaan narkotika. Perempuan asal Purwodadi itu juga tampak anggun mengenakan kain ecoprint lengkap dengan kacamata hitam.
Fashion Show kali ini merupakan ajang pameran hasil karya para napi perempuan. Pembuatan karya fashion ini dipandu oleh Kepala Seksi Bimbingan Kerja LPP Semarang Rini Sulistyowati yang merupakan murid dari desainer ternama Entin Gartini, diaspora asal Kota Semarang yang sudah 12 tahun tinggal di Kanada. Entin khusus datang dari Kanada ke LPP Semarang untuk mensupport para napi agar tetap semangat dalam berkarya.
Penerima penghargaan “Best Fashion Designer 2021” dari Faces Magazine Ottawa dengan karya “Motif ombak” yang mengusung keindahan laut Indonesia ini sangat bersyukur, ilmu yang ditularkan ke Rini ternyata ditularkan pula ke anak-anak didiknya yakni warga binaan LPP Semarang. Pada Oktober lalu, Entin juga membawa tas pita sulam karya warga binaan LPP Semarang untuk ditampilkan di ajang bergengsi Vancouver Fashion Week (VFW) 2022 di Kanada.
Sementara Rini mengaku bahwa dirinya memang punya passion di bidang fashion. Keahliannya ini ditularkan ke anak didiknya di LPP Semarang. “Selain kain ecoprint ada juga kelas menggambar desain gaun yang diikuti beberapa warga binaan.” Ungkapnya.
Dia berharap ilmu yang diberikan ini bisa dimanfaatkan oleh napi sehingga siap kembali di tengah masyarakat. “Perlu diingat, napi tidak selamanya di lapas. Dengan transfer ilmu ini mereka jadi punya kompetensi diri untuk menyambung kehidupan setelah bebas,” papar Rini. *)