Memprihatinkan! Monumen GBN Slawi Jadi Sasaran Vandalisme

Tegal, JavaMedia.Id – Monumen Gerakan Banteng Nasional (GBN) yang merupakan tonggak sejarah batalyon Banteng Raiders berhasil menghancurkan pemberontakan DI/TII di Lebaksiu Kabupaten Tegal dalam kondisi memprihatinkan karena menjadi sasaran aksi brutal vandalisme. Tak hanya pada monument utama yang jadi sasaran coretan dengan cat semprot, diorama sejarah perjuangan dan kiprah dalam menumpas pemberontakan DI/TII juga dicorat-coret serta terdapat perusakan yang antara lain pada lambang negara, Garuda Pancasila.
Hal ini sangat memprihatinkan dan mengakibatkan kekecewaan para pelaku sejarah, terutama warga Banteng Raiders.
Kapten CPM Purn Sanjoto, adalah salah satu saksi sejarah keberhasilan Batalyon Banteng Raiders yang didirikan Ahmad Yani, merasa prihatin bila melihat monument sejarah tersebut kini rusak karena tidak dirawat dan diurus.
“Saya dengan dan lihat foto-fotonya jadi prihatin. Itu monument didirikan untuk mengenang dan memperingati sejarah perjuangan menghancurkan DI/TII di bawah pimpinan Amir Fatah dan Komando Karto Suwiryo yang akan merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ideologinya. Saya kebetulan saat itu menjadi saksi karena saya ikut dalam operasi tersebut. Bahkan saat berhasil menumpas, Bung Karno selaku Presiden Indonesia kala itu datang ke Slawi untuk melakukan inspeksi pasukan dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya. Saya lah yang menjemput Bung Karno dan membawa ke Lebaksiu Slawi naik Jeep. Saya yang nyetir dan Bung Karno berdiri di samping saya sambil membalas sambutan warga Lebaksiu dengan lambaian tangan,” ujar Sanjoto yang kini telah berusia 95 tahun dan tinggal di Jl Blimbing Raya Peterongan Semarang.
Bambang Sutejo, mantan prajurit Banteng Raiders juga menyampaikan keprihatinan atas aksi corat-coret di monument sejarah. “Mestinya pemerintah setempat ikut menjaga dan mengawasi, serta merawat monument sejarah tersebut. Dengan melakukan pengawasan terhadap aktifitas masyarakat di sana, maka akan menghindari aksi-aksi yang bisa mengancam keberadaan monument. Kalau sampai ada yang mencorat-coret bahkan merusak, tandanya sudah tak ada lagi sikap-sikap menghargai perjuangan para pendahulu. Ini sangat memprihatinkan dan perlu mengambil sikap untuk mengatasi persoalan ini,” tegas Bambang Sutedjo, yang pensiun terakhir sebagai Provoost Kodam IV Diponegoro.
Danyonif Raider 400/Banteng Raiders Letkol Inf M Zainollah yang telah menerima informasi aksi vandalisme di Monumen GBN Lebaksiu Slawi Kabupaten Tegal juga ikut prihatin dan segera mengambil sikap untuk melakukan pembersihan dan pengecatan untuk mengembalikan penampilan Monumen GBN seperti semua.
Danyonif Raider 400/BR bahkan sudah langsung mengunjungi Monumen GBN dan menemukan banyak coretan antara lain di bawah patung Ahmad Yani.
“Monumen GBN tidak bisa lepas dari peran Batalyon Banteng Raiders dalam menumpas Pemberontakan DI/TII di wilayah Barat Jawa Tengah yang antara lain berada di wilayah Slawi Kabupaten Tegal. Oleh karena itu kami akan segera melakukan langkah pembersihan dan perbaikan dengan mengerahkan prajurit kami. Kebetulan ini juga dalam rangka kamia akan memperingati Hari Lahirnya Batalyon Banteng Raider yang jatuh pada tanggal 23 Maret yang akan datang,” ujar Letkol Inf M Zainollah, Jumat (1/3/2024).
Banteng Raiders merasa memiliki Monumen GBN karena dalam operasi penumpasan yang salah satunya dipimpin Letkol Inf Ahmad Yani adalah Komandan Batalyon 454 Banteng Raiders. Pada saat itu lah Batalyon Banteng Raiders terlibat dalam operasi penumpasan DI/TII yang juga dibantu unsur kekuatan TNI AU, AL dan Polri sebagaimana yang tergambar dalam diorama. (Gam)