Race 2 World Superbike 2022 Mandalika Berikan Multiplier Effect Economy untuk NTB
LOMBOK, JAVAMEDIA – Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengikuti Grid Ceremony Race 2 World Superbike 2022. Mengumandangkan lagu Indonesia Raya bersama 45 ribu lebih penonton yang hadir langsung di Pertamina Mandalika International Street Circuit, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (13/11/22). Serta disaksikan langsung oleh ratusan juta pasang mata dari berbagai kalangan warga dunia yang menyaksikannya dari televisi di masing-masing negaranya.
“Penyelenggaraan World Superbike 2022 di Mandalika juga menjadi milestone penting bagi Indonesia. Karena menjadi race ke-900 World Superbike, sejak race pertama dimulai pada April 1988 di Sirkuit Donington Park, Inggris. Sebuah kebanggaan besar bagi kita, karena Indonesia dan Pertamina Mandalika International Street Circuit sukses menggelar World Superbike dan telah menjadi bagian penting dari sejarah panjang perjalananan World Superbike,” ujar Bamsoet usai mengikuti Grid Ceremony di Pertamina Mandalika International Street Circuit, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (13/11/22).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, tercatat lebih dari 45.517 tiket menonton World Superbike yang terjual habis ke berbagai kalangan masyarakat. Penonton dari luar negeri juga tetap banyak. Karena Mandalika memiliki sisi keeksotisannya tersendiri yang tidak akan pernah habis dinikmati oleh siapapun yang datang kesini.
Kedatangan para turis domestik maupun internasional menyaksikan event World Superbike selama tiga hari di NTB pada 11-13 November 2022 telah memberikan multiplier effect economy yang besar bagi masyarakat NTB. Terlihat dari okupansi hotel, jasa transportasi, serta industri kuliner, merchandise dan UMKM lainnya yang laris manis kebanjiran order.
“Pada saat penyelenggaraan WSBK Indonesia Round 2021 saja, perputaran uangnya dikabarkan mencapai ratusan miliar. Antara lain terlihat dari peningkatan signifikan terhadap okupansi hotel, dari biasanya 15 persen menjadi 95 persen, pembukaan lapangan pekerjaan terhadap sekitar 1.500 pekerja yang direkrut berasal dari masyarakat NTB, terutama penduduk dari enam desa penyangga di sekitar KEK Mandalika, hingga tambahan pemasukan asli daerah (PAD), dengan rincian dari pajak hiburan sebesar 15 persen, pajak parkir 30 persen, dan pajak restoran sebesar 15 persen,” pungkas Bamsoet. (*)