Dony Ngaku Penjualan Weker Naik di Bulan Ramadhan

Semarang, Javamedia.idRAMADHAN merupakan bulan yang penuh aktifitas bagi umat Islam untuk menggapai keberkahan dan pahala. Bahkan semua aktifitas yang dilakukan dalam ibadah puasa pun tercatat sebagai amalan yang mendapat pahala. Karena itu lah mayoritas umat Islam di Indonesia selalu mempersiapakan diri dengan baik menyambut dan mengisi bulan suci Ramadhan.

Keberkahan bulan suci Ramadhan ini ternyata juga dirasakan oleh banyak orang termasuk Dony, pemilik kios Jam Armina di Pasar Johar Tengah Semarang. Dony merasa bersyukur karena selama Ramadhan ini ada saja yang mencari dan membeli jam yang dipajang di etalase tokonya.

Mengapa mencari jam ?, ternyata jam sangat dibutuhkan untuk penanda dan pengingat waktu. “Umumnya banyak yang mencari Weker atau jam yang terdapat alarm pengingat waktu. Weker ini dibutuhkan untuk membangunkan sahur dan menandai waktu buka puasa,” ungkap Dony.

Keberadaan jam weker ini masih menjadi kebutuhan masyarakat, meski sebenarnya sudah ada handphone yang memiliki fungsi pula sebagai penunjuk waktu atau terdapar alarm. “Mungkin karena rasa kemantapan, sebab bunyi alarm weker itu sangat kenceng,” tambah Dony.

Harga jam atau weker sangat lah variatif. Menurut Dony ada yang Rp 30 ribuan hingga jutaan. Yang murah adalah jam-jam weker meja dengan baterai AA atau baterai kancing. Sedangkan yang mahal hingga jutaan adalah jam dinding yang memiliki suara macam lonceng yang bisa disetel waktu bunyinya. Bahkan ada jam-jam yang bisa bersuara adzan menurut waktu shalat. Jam-jam ini lah yang dimaksud Dony harganya di atas rata-rata dan banyak dicari untuk rumah ibadah.

Dony yang membuka grosiran ini mengaku sering mendapatkan orderan atau pesanan juga dari luar kota. Dirinya bersyukur setelah Pasar Johar dibuka kembali pasca kebakaran kini geliat ekonomi mulai pulih. Meski kiosnya tidak kembali seperti semua, dan kini relatif kecil namun dirinya tetap bersyukur. Para pembeli dan pelanggan sudah banyak yang kembali mendatangi Pasar Johar.

Dirinya tetap semangat berdagang kembali di pasar Johar, meski pada saat hendak pindah dari Pasar Relokasi kembali ke Johar terjadi insiden. Dirinya terjatuh saat hendak memindah lapak hingga mengakibatkan ganguan syaraf. Kaki dan tangan kirinya menjadi sulit digerakkan semacam orang terkena stroke.

“Saya tetap semangat dan menerima apa yang Allah berikan kepada saya. Saya masih bersyukur karena gangguan syaraf tersebut berangsur memulih meski belum 100 persen. Karena semangat, ikhlas dan selalu bersyukur Insha Allah semua akan baik-baik saja,” papar Donny yang rajin membuka kiosnya sendiri dari pukul 06.00 WIB dan tutup pukul 17.00 WIB.

“Dalam berdagang saya harus setia menunggu dan melayani pelanggan. Saya tak ingin ada pelanggan menunggu toko buka, maka saya harus lebih awal datang. Mereka ada yang datang atau tidak itu urusan nanti,” tutupnya. (Ranger)

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *