Kampoeng Djadoel Kenalkan Cara Membatik Semarangan
SEMARANG JAVAMEDIA.ID – Kampoeng Djadoel Kampung Batik Kota Lama Semarang, Minggu (24/9/2023) pagi memberi pengalaman 120 mahasiswa dan mahasiswi jurusan Hukum Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Se Indonesia tentang cara membatik Semarangan.
Pelatihan ini merupakan bagian dari mengenalkan karya Batik Semarang berikut cara membuatnya. Mereka diajarkan dari awal menggambar pola batik yang umumnya berbentuk gambar, diantaranya motif Asem, Bunga dan Warak yang dikenal sebagai Maskotnya Kota Semarang.
Ignatius Luwiyanto, Pengurus Kampoeng Djadoel Kampung Batik Semarang mengatakan pihaknya kini sering kedatangan tamu untuk belajar mengenal dan membuat batik, khususnya corak Semarangan.
“Kebanyakan yang datang adalah adik-adik mahasiswa, pelajar dan wisatawan. Para turis manca negara juga banyak yang datang ke sini untuk belajar membatik. Kebanyakan mereka sekadar mengenal cara membuat batik. Meski ada juga yang belajar berkelanjutan untuk bekal usaha membatik,” ucap Luwiyanto.
Dodok Boediman, Koordinator Instruktur Membatik Kampoeng Djadoel mengatakan belajar membatik corak Semarang sangat mudah karena umumnya bermotif gambar. ” Apapun gambar bisa menjadi motif karya Batik Semarangan. Namun pada umumnya yang khas Semarangan adalah Daun Asem, Warak, Tugu Muda dan Lawang Sewu. Untuk warna bisa ngejreng dengan nuansa merah, coklat, oranye, atau kuning yang dipadu warna lain. Jadi corak warnanya meriah karena masuk dalam batik pesisiran,” ujar Dodok Boediman.
Dodok maupun Luwiyanto mengaku minat generasi muda belajar membatik cukup tinggi dan antusias. Dia mengatakan 80% mereka yang datang ke Kampoeng Djadoel untuk belajar membatik adalah remaja. “Kebanyakan pelajar SMA karena tugas dari sekolah. Selain kami ajarkan cara membatik dengan malam, mereka juga kami kenalkan tentang filosofi batik,” papar Dodok.
Lenny (19), salah satu peserta dari luar Kota Semarang mengatakan senang bisa belajar membatik dengan malam. “Ternyata susah dalam proses menutup gambar pola dengan cairam malam panas. Kalau tidak hati-hati bisa meluber keluar dari pola yang sudah digambar. Karena itu baru percaya kalau batik tulis itu mahal harganya karena bikinnya rumit,” ujar Lenny. (Haidar)