Komunitas Diajeng Semarang Melakukan Gowes Berkebaya Bareng Mbak Ita

Javamedia.id – Wakil Wali Kota Semarang, Hj Ir Hevearita G. Rahayu atau sering disapa Mbak Ita kembali melakukan kegiatan nyentrik. Kali ini, perempuan murah senyum itu mengajak para pesepeda perempuan yang tergabung dalam Komunitas Diajeng Semarang untuk nggowes bareng, mengenakan kebaya. Kegiatan yang digelar untuk memperingati Hari Pahlawan itu diikuti oleh ratusan pesepeda.

Sekaligus, memperingati HUT Komunitas Diajeng Semarang (KDS). Kegiatan tersebut juga menghadirkan perempuan veteran tentara pelajar dari Semarang, Meni.

Maya Diana Kusuma Dewi,  Founder KDS mengatakan bahwa gowes berkebaya bukan sebuah lomba balap sepeda. “Melainkan sebuah selebrasi budaya. Ulang tahun kami jatuh pada tanggal 15 November,” kata Maya Diana.

Kata Maya, kegiatan tersebut menggabungkan antara olahraga bersepeda dan upaya pelestarian budaya.
“Yakni semua peserta wanita mengenakan atasan kebaya saat bersepeda.”

Tujuannya untuk mengenalkan kebaya sebagai busana adat Nusantara kepada generasi muda. Adapun titik kumpul kegiatan ini di seputar Polder Stasiun Tawang, Kota Lama. Kegiatan diawali dengan penanaman dua pohon di area polder oleh Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.

1636948881764-01

Total peserta berjumlah sekitar 200 orang. Dibagi 8 kelompok, dengan jumlah 25 orang setiap kelompok.

Dimulai dari Polder Tawang, rombongan kelompok pertama mampir di Pasar Johar. Mbak Ita menyempatkan diri berbelanja, lebih tepatnya ‘melarisi’ para pedagang di Pasar Johar Semarang. Gowes diakhiri di Grand Maerakaca dengan beragam pertunjukan termasuk peragaan busana kebaya.

”Pelestarian budaya bisa menggunakan banyak cara, gowes salah satunya. Semoga para generasi muda akan semakin cinta dan bangga akan budaya negerinya. Semakin menyukai pola hidup sehat dengan rajin berolahraga,” tuturnya.

Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengatakan, Kota Semarang saat ini telah berada di level 1 dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Pariwisata boleh dibuka kembali untuk masyarakat dengan protokol kesehatan yang ketat.

”Diawali dari Polder Stasiun Tawang, kemudian Pasar Johar yang sudah aktif kembali, dan diakhiri di destinasi wisata ini. Mengenalkan budaya, memperingati Hari Pahlawan, sekaligus olahraga,” kata Mbak Ita.

”Grand Maerakaca saat ini aman untuk dikunjungi. Kami memberlakukan protokol kesehatan yang ketat, masuk area dengan scan barcode vaksin, dan telah menerima sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability),” tutur Direktur Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan Jawa Tengah, Titah Listyorini.

Sementara itu salah satu peserta Ari Sani mengaku sangat senang bisa terlibat event yang bisa nguri nguri budaya.

“Event ini memang sangat unik mengabungkan antara olah raga dengan budaya yakni berkebaya. Semoga dengan terselenggaranya kegiatan ini kaula muda bisa melestarikan berkebaya dalam kondisi apapun karena ini merupakan warisan budaya kita,” tukas Sani.

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *