KPKS Populerkan Keroncong Di Bandara Internasional Achmad Yani
Semarang JAVAMEDIA.ID – Komunitas Pelaku Keroncong Semarang (KPKS) menjadi salah satu komunitas pegiat dan pelestari yang menghimpun para pelaku dan grup keroncong untuk mempopulerkan kembali keroncong di tempat-tempat strategis di Kota Semarang.
Pada Minggu (30/4/2023) KPKS dipercaya PT Angkasa Pura sebagai pemegang otoritas Bandara Internasional Achmad Yani Semarang untuk menghibur para pengunjung bandara.
Agung Wibowo, Ketua KPKS yang dijumpai saat pentas di ruang tunggu penumpang mengaku mendapatkan kehormatan bagi komunitasnya bisa tampil pentas di Bandara Internasional Achmad Yani.
“Kami sangat berterima kasih kepada pihak Angkasa Pura yang memberi ruang bagi KPKS untuk tampil menghibur pengunjung dan penumpang. Di sini kami betul-betul menunjukkan permainan musik yang prima dengan genre keroncong. Bahkan kami merasa mendapat perhatian yang luar biasa dari para penumpang,” ungkap Agung.
Ditanya apakah tidak malu memainkan keroncong yang oleh sebagian orang diaanggap musik tempo dulu dan dikenal bikin ngantuk, Agung justru menepis anggapan tersebut.
“Orang sering salah menilai musik keroncong. Keroncong justru patut kita banggakan karena hanya ada di Indonesia. Keroncong adalah genre musik yang diciptakan oleh rakyat Indonesia, seperti halnya gamelan. Bahkan banyak musisi Amerika yang kini mempelajari dan memainkan keroncong. Mereka datang ke Indonesia khusus untuk belajar keroncong. Justru yang dianggap kuno itu malah yang dicari banyak orang,” ungkap Agung Wibowo.
Sementara Amar Muchsin, Pembina KPKS yang juga dosen seni musik Universitas Negeri Semarang (Unnes) menambahkan bahwa keroncong merupakan musik yang memiliki kekhasan ritme. “Ada pola-pola yang berbeda dari musik lainnya. Baik itu dari segi intrumen alat musik, pola permainan dan kaidah-kaidah yang ada termasuk bentuk atau jenis lagu. Ini lah yang kita sebut kekayaan dan patut dibanggakan. Ritme musik yang syahdu memang sering membawa siapa saja yang mendengar jadi hanyut pada suasana. Umumnya justru membawa ke suasana ketenangan . Karena itu orang sering menyebut keroncong sebagai musik pengantar atau pengiring istirahat. Ini sebenarnya tidak dimaknai atau dikonotasikan negatif, tapi justru luar biasa. Karena jarang sekali dalam pementasan keroncong menimbulkan keributan atau bahkan tawuran. Yang ada justru para penikmatnya merasa tenang dan bahagia,” tambah Amar Muchsin.
Masuknya Keroncong di ruang pementasan dalam Bandara Internasional ini merupakan upaya positif dan layak diapresiasi. Sebab menurut Amar, bandara merupakan ruang publik Internasional. “Jadi dengan pentas di Bandara ini akan semakin banyak orang tahu tentang keroncong. Oleh karena itu kami dalam bermain musik pun tidak boleh asal-asalan. Harus menampilkan yang terbaik,” ujarnya.
Unnes melalui para tenaga ahlinya yakni Ibnu Amar Muchsin, SPd MA dan
Abdul Rachman SPd MPd Dosen Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa & Seni Universitas Negeri Semarang ikut turut serta melakukan pembinaan terhadap para seniman keroncong yang terwadahi dalam Komunitas Pelaku Keroncong Semarang. Menurut Amar para seniman ini mendapatkan pembinaan dan pendidikan secara non formal, diantaranya bagaimana agar mereka bisa membaca not, menulis partitur, serta dapat membuat aransemen.
Upaya meningkatkan kemampuan para seniman KPKS ini ternyata membuahkan hasil. Mereka dari segi kemampuan bermusik sudah bisa diandalkan tampil secara profesional. “Kalau main dalam bentuk orkestra sudah percaya diri karena sedikit banyak sudah menguasai teori bermusik,” papar Amar.
Tampilnya KPKS di Bandara Achmad Yani menurut Amar akan memiliki efek luar biasa. Selain akan mengenalkan lebih luas keroncong, juga sebagai bukti bahwa keroncong belum punah. Oleh karena itu, menurutnya juga dibarengi kiat supaya keroncong yang ditampilkan lebih menarik.
“Kami selalu berupaya tampil lebih fresh baik dari kostum maupun menampilkan aransemen kekinian. Juga kami bawakan lagu-lagu yang umum diminati segala segmen usia. Lagu-lagu barat juga kami bawakan dengan iringan keroncong, sehingga para penumpang dari negara luar pun bisa menikmati,” pungkas Amar Muchsin.
Deddy salah seorang biduan KPKS mengaku main di Bandara seperti main di luar negeri. Yang nonton tidak hanya warga negara Indonesia. “Saya juga bawakan lagu barat dikeroncongkan, pengunjung bandara banyak yang kagum,” papar Deddy, penyanyi keroncong yang pernah menjuarai Bintang Radio dan Televisi (BRTV) Kategori Keroncong era 1990an. (Naryo)