Malam Tirakatan 17 Agustus, Jadikan Momen Guyub Antar Warga

BERGAS, JAVAMEDIA.ID – Malam tirakatan menjadi salah satu tradisi unik perayaan HUT RI yang kerap digelar oleh seluruh lapisan masyarakat.

Malam tirakatan digelar pada 16 Agustus atau malam hari sebelum 17 Agustus.

Acara malam tirakatan 17 Agustus ini biasanya dihadiri oleh para sesepuh dan pejabat desa, serta seluruh warga setempat.

Selain itu, malam tirakatan juga dapat dijadikan sebagai momen penyerahan hadiah dari berbagai lomba 17 Agustus yang telah dilakukan sebelumnya.

Pasalnya malam tirakatan yang di gelar di Kelurahan Bergas Lor Kabupaten Semarang ini cukup unik dan penuh hikmat.

Yuli Setiawan Ketua RW 07 Kelurahan Bergas Lor, malam tirakatan hakikatnya adalah soal perenungan, untuk menjadi yang lebih baik lagi di kemudian hari.

“Malam Tirakatan merupakan wahana refleksi diri memaknai Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus,” katanya.

Yuli menambahkan, malam tirakatan juga dimaknai sebagai bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia. “Berkat hal tersebut, saat ini masyarakat dapat berkumpul,” terang Yuli.

Kemerdekaan adalah anugerah besar yang harus kita syukuri dan perjuangkan keberlanjutannya.

Yuli menambahkan, Malam tirakatan ini bukan hanya sekedar peringatan, tetapi juga momen yang tepat bagi kita untuk merenung, dan merayakan kekayaan yang kita miliki sebagai bangsa yang merdeka.

Sementara itu salah satu warga Fitriyani Yudha Wasita menuturkan, selain mensyukuri kemerdekaan, tirakatan juga dimaknai sebagai momen untuk mendoakan para tokoh pahlawan yang gugur di masa sebelum hingga kemerdekaan.

Kebersamaan dan kerukunan adalah kunci bagi sebuah komunitas yang bahagia. Fitriyani menerangkan, kita telah melangkah bersama-sama, melewati berbagai peristiwa dan tantangan, sejak zaman kemerdekaan hingga saat ini.

“Saling menghormati, menghargai perbedaan, dan saling membantu adalah nilai-nilai yang telah kita warisi dari para pahlawan. Mari kita jadikan semangat ini sebagai landasan dalam menjalin hubungan yang harmonis di lingkungan kita,” katanya.

Dengan kebersamaan, lanjut fitriani, kita dapat menciptakan suasana yang damai dan menyenangkan bagi setiap anggota masyarakat.

“Tradisi unik 17 Agustus ini juga digunakan sebagai ajang silaturahmi bagi seluruh warga desa,” tukas Fitriyani.

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *