Pelatnas SOIna Diikuti 25 Peserta Anak Bertalenta Khusus Dari 17 Provinsi

SEMARANG, JAVAMEDIA – Anak bertalenta khusus merupakan bagian dari warga masyarakat yang berhak untuk berolahraga sebagaimana warga negara yang lain. Pemerintah mempunyai kewajiban untuk menjamin hak itu dapat terwujud dalam kesetaraan. Dukungan telah muncul namun agar ada pemerataan dibutuhkan dukungan lebih luas.

Pokok pikiran itu muncul dalam acara Pembukaann Pelatnas kontingan Special Olympics Indonesia di Semarang, Senin 08-Mei-2023 oleh Menpora Dio Ariotedjo. Kontingen ini akan ikut serta dalam Special Olympics World Summer Games, 16-25 Juni 2023 di Berlin.

“Kami mendorong seluruh masyarakat untuk berolahraga termasuk Special Olympics, tanpa diskriminasi,”ujar Menpora.

Pelatnas itu diikuti oleh 25 orang atlit bertalenta khusus dan atlit pendamping asal 17 provinsi.

Mereka akan bertanding di tujuh cabang olahraga. Ini merupakan tahap akhir persiapan yang telah dimulai sejak November 2022 di daerah asal mereka secara desentralisasi. Tahap sentralisasi akhir berlangsung di sejumlah venue di Kota Semarang dan cabang olahraga bulutangkis di Kota Kudus.

Berbicara sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyerukan bahwa dukungan dari pemerintah amat penting bagi sekitar 5,2 juta anak-anak bertalenta khusus atau disabilitas intelektual. Anak-anak itu butuh sesuatu yang khusus agar dapat mengembangkan talenta terpendam yang dimilikinya.

Dalam kesempatan yang juga dihadiri para wakil pemerintah daerah dari berbagai tempat Ganjar menyerukan dukungan pihak pemerintah daerah di mana saja kepada anak-anak bertalenta khusus itu.

Sejauh ini dukungan telah muncul dari berbagai pihak sehingga kontingan yang disiapkan Special Olympics Indonesia (SOIna) itu terbentuk lewat seleksi ketat dan bisa secara serius menyiapkan diri menjadi wakil bangsa di panggung dunia.

“Mereka butuh affirmative action agar bisa setara karena mereka tidak bisa disamakan,” tegas Ganjar

Terbiasa

Lebih jauh Menpora menambahkan bahwa keinginan untuk membantu anak bertalenta khusus sebenarnya sudah lama ada dalam benaknya. Secara pribadi dia punya alasan sendiri karena ada salah seorang anggota keluarganya adalah anak bertalenta khusus. Sehingga baik sebagai pejabat dan pribadi dia ingin membantu.

“Kami di Kemenpora menjamin keberangkatan kontingen hingga kepulangan” ujar Dito yang hadir bersama Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia.

Untuk lebih memajukan upaya mewujudkan kesetaraan bagi anak-anak disabilitas intelektual itulah di masa depan harus ada peningkatan.
Dalam laporan di awal acara Ketua Umum PP Soina Warsito Ellwein mengatakan bahwa pihaknya telah berusaha untuk memberikan kesempatan yang sama kepada para atlit special Olympics. Untuk itulah kontingen dibentuk dengan melibat wakil dari 17 provinsi baik atlit maupun pelatih.

“Anak-anak itu semula tak dikenal dan disia-siakan oleh lingkungannya, kini mereka akan menjadi wakil bangsa di panggung dunia,” ujar Warsito.

Beberapa atlit punya potensi besar untuk meraih kemenangan nanti, yakni pelari asal Bandung Dewangga Kanahaya Iskandar. Pelari usia 17 tahun yang miliki catatan waktu 12,30 detik di nomor lari 100 meter.

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *