Perayaan Waisak Vihara Mahavira Graha Semarang Siratkan Pesan Perdamaian
Semarang, Javamedia.id – Perayaan Waisak 2567 B.E. di Vihara Mahavira Graha Semarang sarat dengan nuansa kebhinekaan. Di sela sembahyang sejumlah lagu dan tarian turut mewarnai prosesi peribadatan. Hal itu menyiratkan pesan kepada publik untuk terus merajut persatuan untuk meraih perdamaian.
Sekitar 150 umat hadir mengikuti proses sembahyang yang dimulai sejak 09.00 hingga 14.00 WIB. beberapa peribadatan diantaranya Prosesi penurunan Relik Hyang Buddha, lalu kebaktian waisak, detik detik waisak pukul 10.41.19, dan puja Relix Hyang Buddha. Dilanjutkan dengan penyalaan pelita Waisak dan para umat memandikan Buddha Rupang.
Perayaan waisak tersebut juga mendapatkan pengamanan ketat dari kepolisian setempat. Selain itu juga didukung oleh pasokan keandalan listrik oleh PLN. Para umat yang tengah menjalani sembahyang tampak khusuk dan fokus.
Bhante Hrada Tjuan mengungkapkan perayaan Waisak pada hari ini diisi dengan tiga kali prosesi peribadatan. Tahun ini berbeda dengan menonjolkan identitas kebhinnekaan. Pentas seni disela peribadatan diperankan oleh anak-anak sekolah Minggu. Sebelumnya para umat Buddha menyimak sambutan perayaan Waisak seluruh dunia secara virtual yang menyampaikan pesan-pesan perdamaian.
“Ini selaras dengan tema besar tahun ini yakni Aktualisasikan Ajaran Buddha Dharma dalam Kehidupan Sehari-Hari,” ujarnya.
Ia yakin sekaligus optimistis, jika ajaran Buddha Dharma diterapkan, maka perdamaian dunia pun akan tercapai. Baginya pentas seni yang menampilkan beragam identitas bangsa menjadi satu merupakan bentuk apresiasi kepada mereka. Meskipun berbeda-beda dalam hal apapun harus tetap menjadi kesatuan yang utuh.
“Saling menghargai sesama umat manusia pastinya perdamaian terwujud,” pungkasnya. (Psw)