Peringati Hari Pahlawan, Gatyt Ajak Pemuda Warisi JSN 45

SEMARANG JavaMedia.Id– Ketua Markas Daerah Pemuda Panca Marga Propinsi Jawa Tengah, Hj Gatyt Sari Chatijah Imam Syafi’I mengajak seluruh pemuda pemudi menanamkan Jiwa Semangat Nasional 45 yang diwariskan para leluhur pendiri bangsa.

Hal ini disampaikannya pada momentum Peringatan Hari Pahlawan 2023, Jumat (10/11/2023).

Gatyt merasa penting atas tertanamnya jiwa dan semangat kejuangan 45 sebagaimana yang telah dikobarkan oleh para pejuang Republik Indonesia dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan melalui perjuangan hingga titik darah penghabisan.

“Kita semua tahu bahwa sebelum tercetus semangat persatuan, kita semua tercerai berai oleh politik devide et impera. Semua dipecah belah dengan berbagai isu yang sengaja dihembuskan oleh penjajah. Namun dengan Sumpah Pemuda dan klimaknya di pada 17 Agustus 1945 kita bisa mencapai kemerdekaan yang ditempuh dengan cara-cara heroic dan banyak jatuh korban jiwa. Tidak sampai disitu, pasca Proklamasi kita masih dihadapkan dengan upaya merebut kemerdekaan dari Belanda yang hendak bercokol kembali ke Indonesia. Oleh karena itu, kita harus sadar bahwa setelah merdeka kita harus tetap menjaga persatuan dari upaya penjajahan yang lebih smooth, seperti penjajahan ideologi, politik, ekonomi dan budaya,” tegas Gatyt Sari Chatijah Syafi’i.

Jiwa Semangat Nasional 45 menurutnya menitik beratkan pada semangat persatuan kesatuan dan bela negara. Dimana dengan semangat bersatu, maka bangsa Indonesia akan sulit dipecah belah oleh kepentingan-kepentingan.

“Kepentingan bangsa dan negara adalah menjadi kepentingan yang tertinggi yang harus dijunjung bersama. Oleh karena itu, kita semua harus sadar, bila kita membawa kepentingan sendiri-sendiri, adanya adalah benturan satu sama lain. Dari sinilah akar masalah kita tak bisa akur dan rebut terus menerus. Dengan tercapainya kepentingan bangsa, maka secara otomatis akan memberi dampak pada kesejahteraan bersama dan kedamaian,” lanjutnya.

Satu hal lagi yang ditekankan Gatyt adalah semangat bela negara. “Bela negara tidak mesti dikaitkan dengan perang menghadapi ancaman musuh dari luar. Bela negara adalah suatu sikap positif yang berdampak baik dan menguntungkan negara dalam membentengi ancaman, baik dari luar maupun dalam. Ancaman ini tidak selalu bentuknya fisik seperti perang, melainkan juga non fisik berupa pendegradasian sikap atau mental karakter sebagai bangsa Indonesia. Kita sudah tidak peduli lagi terhadap lingkungan sekitar, adalah salah satu bentuk ancaman serius tapi sering tidak kita sadari,” papar Gatyt. (Haidar)

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *