Sanjoto Haru Pandangi Potret A Yani di BR Srondol Semarang
PANDANGAN mata Pejuang Kemerdekaan RI, Sanjoto (95) mendadak nanar dan berkaca-kaca saat memasuki ruang kerja Jenderal (Anumerta) TNI Ahmad Yani yang ada di gedung utama Mako Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 400/Banteng Raiders (BR) Srondol Semarang, Senin (4/12/2023) siang. Dengan dipapah Danyonif Raider 400/BR, Letkol Inf Moh Zainollah, Sanjoto memandangi satu persatu foto dokumentasi sejarah perjalanan satuan elit Kodam IV Diponegoro tersebut.
Sanjoto bergitu terkesan dengan Ahmad Yani sejak berpangkat Letnan Kolonel dan memimpin pasukan Banteng Raiders sebagai Komandan Batalyon Pertama. “Saat itu saya bersama Pak Ahmad Yani yang memimpin pasukan untuk mengejar dan menggempur pasukan DI/TII pimpinan Amir Fatah di bawah komando Karto Suwiryo yang menguasai wilayah Tegal dan Slawi. Pada kesempatan bermarkas di Tegal, Pak Yani sempat ujian SIM MIliter dan saya lah yang menguji dan mengajari nyetir mobil. Maka pada saat berpangkat Letnan Jenderal menjabat Panglima TNI AD dipertemukan kembali saat persiapan konfrontasi dengan Malaysia di Kalimantan,” kenang Sanjoto.
Di hadapan para perwira lain, Sanjoto yang saat itu ikut pengamanan langsung diperkenalkan. “Ini CPM Belor pernah menguji dan mengajari saya mengemudi saat di GBN (Gerakan Banteng Nasional) Tegal. Dia yang meluluskan saya dan menyerahkan SIM MIliter,” ujar Ahmad Yani ditirukan Sanjoto.
Karena pertemuannya dengan Pimpinan TNI AD saat itu, tak lama Sanjoto menerima kenaikan pangkat Sersan Mayor (Serma). Padahal saat itu dia juga belum lama naik pangkat menjadi Sersan Kepala (Serka). Bahkan usai konfrontasi, Sanjoto menerima Surat Keputusan pindah tugas kembali ke wilayah Jawa di Kodam VII Diponegoro (sekarang Kodam IV).
Bagi Ahmad Yani, pertemuannya dengan Sanjoto memang tidak sekali-dua kali. Saat gerilya di wilayah Surakarta dan sekitarnya hingga perbatasan Jawa Timur, Sanjoto yang kala itu berpangkat Letnan Muda bertugas sebagai pengaman rute gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman. Sanyoto lah yang mencarikan jalur aman bagi perjalanan gerilya Sang Jenderal. Maka dari itu, Sanjoto sering berhubungan dan dekat dengan para pimpinan TNI AD saat itu, seperti Jenderal Gatot Soebroto yang pernah menghadiahi arloji saat menghadap untuk melaporkan dituasi di Desa Matesih tahun 1948.
“Saya terharu bisa masuk ke ruang kerja Pak Yani saat di Banteng Raiders. Saya sendiri meski korps Polisi Militer, tapi pernah menjadi saksi berdirinya pasukan Banteng Raiders. Karena saat itu saya terlibat pengawalan beliau dan saat Presiden Soekarno datang ke Tegal untuk meninjau keberhasilan Banteng Raiders menggempur DI/TII, saya lah yang mengemudikan Jeep membawa Soekarno menuju Bulakamba. Sampai beliau menyampaikan terima kasih sambil ngepuk-ngepuk pundak saya,” kenang Sanjoto yang pensiun dengan pangkat Kapten dari Korps Polisi Militer.
Ahmad Yani dalam kenangan Sanjoto merupakan figur yang tegas, punya prinsip setiap tugas harus berhasil dan pengayom. “Saya tidak habis fikir mengapa jenderal yang punya jasa besar bagi bangsa ini tega dibunuh secara sadis oleh PKI. Saya tidak habis pikir, maka dari itu setelah saya mendapat tugas untuk mengejar DN Aidit saat sembunyi di Semarang, saya langsung bergegas namun keburu melarikan diri dan tertangkat di Solo,” kenangnya.
Sanjoto yang menerima anugerah Bintang Gerilya, Bintang Kartika Eka Paksi dan Bintang Sewindu ini berpesan kepada generasi muda TNI, khususnya Angkatan Darat agar senantiasa menjaga soliditas dan setia pada NKRI, Pancasila serta Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
“Jangan mau kita dipecah belah oleh kekuatan-kekuatan lain yang ingin menguasai bangsa dan negara. Mengabdilah dengan sepenuh hati untuk tegaknya NKRI. Sudah banyak pengorbanan kali lakukan, banyak rekan, sahabat dan saudara seperjuangan kami berpulang sebelum usaha mencapai kemerdekaan terwujud, jangan sia-siakan perjuangan mereka,” pesan Sanjoto.
Kehadiran Sanjoto di Mako Banteng Raiders ini bersama 10 anggota Legiun Veteran RI (LVRI) dipimpin Letkol Purn Sukiran, Wakil Kamacab yang mewakili Kamacab LVRI Kota Semarang Kol Purn Bambang Priyoko yang berhalangan hadir karena sedang umroh ke tanah suci.
Letkol Inf Moh Zainollah menyambut para veteran dan mengajak keliling markas dengan menggunakan kendaraan tempur taktis ATAV P6. Bahkan Zainollah sendiri yang nyopiri Sanjoto keliling markas. (Ranger)