Yati ‘Malaikat Tak Bersayap’ Sahabat Sejati Pegowes
SEMARANG JAVAMEDIA.ID – Nama Yati sangat melekat di hati para pegowes Kota Semarang, bahkan sekitarnya. Wanita ulet dan dikenal cekatan ini sudah malang melintang belasan tahun bergelut dengan dunia sepeda. Awalnya Yati bekerja ikut usaha membantu orang berdagang sepeda dan spare part, baru sekitar 15 tahunan Yati mencoba untuk berdagang sendiri dengan cara membuka lapak di Simpanglima setiap Minggu pagi.
Hampir setiap Minggu pagi lapak bongkar pasang hanya beralas tikar yang digelar di Simpanglima Semarang tak pernah sepi pengunjung. Baik mereka yang membeli spare part atau perlengkapan sepeda, atau pun sekadar kumpul dan ngobrol ngalor ngidul.
Darai usahanya yang berpindah-pindah mengikuti event ini lah kemudian Yati memberanikan diri membuka kios di Jl. Hasanuddin Semarang. Tak hanya menjual perlengkapan dan spare part, Yati bahkan membuka jual beli sepeda bekas, meski yang baru pun juga ada.
Kios Sepeda Yati ini tak pernah sepi dari pegowes. Mereka yang datang juga kadang untuk perbaikan atau ganti spare part.
“Saya sudah langganan di mbak Yati, Yang membuat saya suka ke sini ternyata ada juga spare part bekas namun kondisinya masih sangat baik. Padahal harga barunya mahal, tapi di sini dijual dengan harga terjangkau. Lumayan bagi kami yang hobi nyepeda bisa menjadi solusi untuk mendapatkan produk berkualitas namun harga pantas, bahkan lebih murah,” ucap Nurchamim, warga Kenconowungu Semarang.
Senada dengan Nurchamim, Nugroho DS pun menilai Yati memiliki jiwa dagang yang beda dengan para pedagang lainnya, “Mbak Yati ini orangnya nyemanak atau nyedulur. Orangnya selalu menanamkan kepercayaan, jadi semua segan. Suatu contoh kalau ada yang mau beli barang tapi duitnya kurang, selalu bilang kurangnya gampang nanti. Hal ini lah yang membuat para pegowes langganannya segan. Sampai-sampai banyak pegowes yang menjuluki malaikan tak bersayap,” ujar Nugroho DS.
Chandra AN, mengaku mendapatkan sepeda-sepeda yang kini dikoleksinya dari Kios Yati. “Ada 7 sepeda yang kini jadi koleksi, dari merek GT, Giant, Polygon, Trek, United dan lainnya semua saya beli dari kios Yati. Meski belinya second tapi kondisinya semua masih bagus. Saya membelinya second karena harganya jauh lebih murah, sedang kualitas atau gradenya di atas sepeda rata-rata. Enaknya lagi kalau sudah bosen ingin ganti yang lain, tinggal nunggu aja. Kalau kemudian di mbak Yati ada yang jauh lebih bagus tinggal tukar tambah,” kata Chandra AN.
Yati mengaku berdagang sepeda dan perlengkapannya hanya bermodal semangat dan menjalin banyak teman atau sahabat, Buktinya kiosnya sering didatangi para penggowes yang tidak hanya mencari barang, melainkan datang hanya sekadar bertandang dan ngobrol. Tak sedikit bahkan ada yang membawakan makanan untuknya,
“Teman-teman gowes punya kepedulian sangat luar biasa. saat saya hendak umroh, banyak juga yang menemui untuk mendoakan saat hendak berangkat dan menjenguk saat sudah pulang ke Semarang.,” kata Yati.
Hingga kini Yati masih setia dengan usahanya di Jalan Hasanuddin Semarang. Sepeda merupakan jalan hidup usahanya. (Haidar AF)