32 Bhikkhu Thudong Disambut Warga Semarang

SEMARANG JAVAMEDIA.ID – Sebanyak 32 Bhikkhu atau Bhante dari Thailand, Singapura, Malaysia, Kamboja dan Indonesia yang mengikuti perjalanan Thudong (jalan kaki) dari Thailand menuju Candi Borobudur, Minggu (28/5) sore tiba di Vihara Adi Dharma Jalan Widoharjo Semarang setelah jalan kaki dari Kendal.

Para Bhikkhu tiba di Vihara Adi Dharma disambut Ketua Walubi (Perwalian Umat Budha Indonesia) Jateng Tanto dan ratusan umat Budha serta warga masyarakat Semarang.

Di Vihara ini mereka istirahat sejenak dan sebagian dari mereka melakukan pengecekan kesehatan struktur tulang oleh terapis Thairopractic Oky Budianto.

“Karena jalan kaki menempuh jarak jauh, asti akan mempengaruhi kondisi badan, utamanya otot dan tulang. Karena itu kami terapi untuk memulihkan stamina dan kondisinya. Terapi Thairopractic ini juga diajarkan dari Thailand. Fungsinya membenahi struktur tulang yang bergeser. Di Indonesia sekarang dikenal terapi ‘kretek’, jadi tulang-tulang yang bergeser dikembalikan ke struktur semula,” ujar Oky Budiyanto.

Walikota Semarang Ir Hj Hevearita G Rahayu sorenya tiba untuk menyapa para Bhikkhu dan turut mensupport Thudong. Ita, panggilan akrab Walikota Semarang ini menyampaikan terima kasih karena kunjungan para Bhikkhu melintas di Kota Semarang.

“Saya berharap kunjungan ini akan membekas di hati para Bhikkhu sehingga bisa menjadi kisah yang menarik diceritakan. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada warga masyarakat Kota Semarang yang menyambut baik kehadiran para Bhikkhu selama menempuh perjalanan memasuki Kota Semarang. Ini menunjukkan pada dunia bahwa warga Kota Semarang memiliki toleransi yang sangat tinggi dalam kehidupan berbangsa,” ujar Hevearita G Rahayu.

Bhikkhu Wichai, salah satu Bhikkhu yang dituakan dari Thailand dan dikenal sebagai Bhikkhu Hutan, mengaku tak bisa mewujudkan penilaiannya terhadap warga Kota Semarang. Bhikkhu ini bahkan menitikkan air matanya saat ditanya kesannya terhadap Kota Semarang.

“Saya tidak memiliki kata yang bisa saya ungkapkan, kecuali saaya merasa gembira dan bahagia berada di sini. Semua warga ramah dan menyambut kami selama perjalanan,” ungkap Bhikkhu Wichai sambil mengacungkan dua jempol kepada wartawan.

Perjalanan Thailand ke Candi Borobudur ini diakui baru kali pertama dilakukan para Bhikkhu. Thudong sering dilakukan di Thailand, India bahkan Australia, namun ke Indonesia dengan tujuan Borobudur baru kali pertama ini. Bhikku Wawan, salah satu Bhikkhu asal Indonesia yang ada di Thailand mengatakan sebenarnya ada banyak Bhikkhu yang akan mengikuti acara yang digagas sejak tahun 2019 ini. Namun kendalanya ada banyak kegiatan di negara sekitar Bhikkhu, sehingga banyak yang urung.

Bhikkhu Wawan mengungkapkan tak ada kendala sedikit pun dalam perjalanan Thudong Thailand-Borobudur. Sambutan maasyarakat Indonesia sangat baik dan justru menjadi penyemangat para Bhikkhu peserta Thudong.

“Kekuatan untuk menempuh jarak jauh dari Thailand hingga Borobudur ini terletak pada semangat. Bahkan dengan semangat bisa melupakan kaki yang melepuh akibat perjalanan jauh,” tambah Bhikkhu Wawan.

Ketua Walubi Jawa Tengah Tanto mengatakan para Bhikkhu setelah istirahat sejenak di Vihaara Adi Dharma, pada sore harinya bersama umat melangsungkan upacara peribadatan Puja Bhakti dilanjutkan dengan Persembahan Sangha Dana atau penggalangan dana untuk bekal perjalanan para Bhikkhu. Ada mereka yang memberi jubah atau pakaian, makanan kering, obat-obatan dan suplemen kesehatan, serta uang.

Pada Senin (29/5) pagi sekitar pukul 05.00 WIB, para Bhikkhu melanjutkan perjalanan menuju Borobudur dan singgah ke Vihara Watugong. Ada beberapa rute persinggahan sebelum menuju Candi Borobudur, diantaranya akan mampir ke Kota Ambarawa dan Magelang sebelum ke Borobudur.

Pada puncak Hari Suci Waisak, akan digelar Kamis (4/6). Mereka rencananya akan mengikuti prosesi acara tersebut di Candi Borobudur. (Haidar AF)

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *