Dewan Pakar PSMTI Dewi Susilo Budiharjo Berharap Masyarakat Tetap Damai Usai Pilpres

Semarang, Javamedia – Dewan Pakar Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) sekaligus ketua Relawan Garda Indonesia Raya, Dewi Susilo Budiharjo sangat bersyukur melihat hasil positif Quick Count yang didapat Paslon 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dewi yang juga jadi bagian Tim Pemenangan Daerah (TKD) Prabowo-Gibran di Jawa Tengah itu sempat goyah bisa unggul telak dan bakal satu putaran. “Dengan banyaknya suara-suara di luar sebetulnya sempat goyah. Namun kami kembali yakin akan bisa satu putaran dan ternyata benar,” ungkapnya saat ditemui di Kafe Setos Semarang, Kamis 15 Februari 2024.
Lebih lanjut Dewi menilai saat ini masyarakat sudah cerdas dan bisa menentukan pilihan pada pemimpin yang terbaik. Selain itu saat ini yang dibutuhkan oleh Indonesia adalah memang Prabowo-Gibran dengan masing-masing integritasnya.
Untuk itu sembari menunggu hasil resmi dari KPU, Dewi berharap Prabowo-Gibran bisa satu putaran. Dewi bersama tim relawan Garda Indonesia Raya sebelumnya juga sudah berupaya maksimal untuk memenangkan Prabowo-Gibran, terutama di wilayah Jawa Tengah. Salah satunya dengan membuat event Senam Gemoy pada 13 Januari 2024 lalu yang diikuti lebih dari 7000 orang.
Dia menilai acara-acara seperti itu mampu lebih mendekatkan diri kepada masyarakat. “Kami berupaya bisa saling dari hati ke hati kalau sama masyarakat. Dengan hasil ini, bisa jadi bukti bahwa perjuangan dari akar rumput tidak sia-sia,” ucapnya.
Terlepas dari itu, Dewi mengajak agar masyarakat dapat kembali bersatu setelah sempat berbeda dalam pandangan Politik. Dewi menyebutkan soal pilihan politik yang berbeda menjadi hal yang wajar di negara Demokrasi.
“Ya memang kita mesti menghargai perbedaan yang ada dalam menentukan pilihan pemimpin Negara ini. Tapi saat ini sudah kita lalui dengan aman dan damai, yuks gandengan lagi,” sebutnya dihadapan awak media.
Dari pesta demokrasi, lanjutnya, masyarakat akan semakin dewasa dan melek dengan sudut pandang politik lainnya. Sehingga menurutnya tidak menjadi persoalan dalam pesta demokrasi saling berbeda. “Namun yang mesti diingat namanya pesta itu ada akhirnya. Nah kita ingin akhir pesta itu semua orang bahagia, saling menghargai itu penting,” tandasnya.
Persatuan bangsa dan negara menurutnya hal multak yang mesti dijaga keutuhannya. “Kalau misal sampai ada yang tidak terima berarti masih menanggung harapan yang buntu,” ujar Dewi. *)