Khaul Abah Syeikh dan Ganti Luwur ke-11 Jadi Perekat Persatuan Bangsa
Semarang JavaMedia.Id – Khaul ke-11 KH Muhammad Saiiful Anwar Zuhri Rosyid atau yang lebih dikenal Abah Syeikh, pimpinan Pondok Pesantren Az Zuhri Salafiyah Ketileng Semarang akan digelar Minggu (11/2/2024) di Jalan Ketileng Raya Semarang.
Hal ini diungkapkan Gus Luqman atau akrab dipanggil Guse kepada awak media, Sabtu (10/2/2024). “Ada yang bertanya-tanya mengapa ini dilakukan bertepatan dengan Minggu tenang Pemilu. Ya memang khaul ke-11 ini jatuh pada 11 Februari, dan pemerintah mengijinkan karena dalam khaul tidak ada sangkut pautnya dengan politik. Malah justru harapannya, melalui khaul ini bisa merekatkan semua elemen masyarakat, yang sementara ini tersekat oleh kepentingan dan dukungan politik yang berbeda. Kalau pun mereka datang tidak ada yang membawa bendera atau baju masing-masing. Mereka datang ke sini adalah santri yang harus tunduk pada dawuhnya kyai untuk menyatukan umat dalam bingkai NKRI,” kata Gus Luqman, putra alm Abah Syeikh.
Abahnya, menurut Gus Luqman merupakan sosok yang semasa hidupnya banyak memberi kontribusi pada semangat kebangsaan. Beliau merupakan guru banyak pemimpin, tokoh bahkan kalangan kraton di Indonesia.
Di kalangan kraton Yogyakarta, Abah Syeikh juga diberi nama kehormatan Kyai Bromo Sekti. Bahkan juga pernah mendapatkan hadiah berupa kereta dari kraton yang kini telah dimodifikasi dan diberi nama Nyai Puspito yang pada Khaul besok akana digunakan untuk membawa Luwur atau kain penutup nisan.
Haul akan digelar sehabis Maghrib dilanjutkan penggantian luwur sehabis Isya. Prosesi ganti Luwur akan berbeda dengan prosesi yang pernah digelar sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Kali ini menurut Gus Luqman justru akan dilakukan dengan laku seni budaya yang dipimpin tokoh teater Semarang, mas Ton Lingkar.
“Jadi kain Luwur nanti akan dibawa dan diiring oleh penari sakral Jawa dan diiringi tembang-tembang macapat Jawa. Selain Luwur, ada pula 2 tombak dan beberapa keris pusaka milik Abah Syeikh yang akan dikirab. Ini semata merupakan laku seni dan budaya. Karena kita semua memiliki akar budaya Jawa maka kita uri-uri agar nuansanya tetap terjaga dan bisa mengedukasi generasi muda,” ungkap Gus Luqman.
Menurutnya, ini termasuk yang spektakuler. Selain akan menyediakan panggung khusus, juga akan ada lighting laser serta dukungan sound sistem yang terbaik. “Saya pingin semuanya berkualitas, sehingga ajangan sampai audio pengajian kita sampai kalah dengan audio pentas dangdut. Karena ini merupakan kegiatan religius, maka harus lebih baik dari yang sekadar hiburan,” lanjut Gus Luqman.
Mas Ton Lingkar, sejak Sabtu malam sudah menggelar gladi bersih. Apa yang ditampilkan memang tidak sekadar gerak teatrikal atau drama, melainkan ada nilai-nilai sakrak dari gerakan pengiring macam tarian bedaya.
Gus Luqman berharap siapapun yang datang dalam khaul dan ganti luwur pasti akan tertarik mengikuti acara sampai selesai. Dalam haul tentunya akan ada pembacaan doa dan tausiah yang tujuannya untuk membangun kesadaran hidup berbangsa yang dilandasi semangat persatuan dan kesatuan.
Seniman dan budayawan sekaligus mantan wartawan, Ki Sujiwo Tedjo memastikan akan datang mengikuti haul dan penggatian luwur. (Adhie)