Mahasiswa STIE Totalwin Digembleng Wawasan Kebangsaan

SEMARANG JAVAMEDIA.ID – Mahasiswa Baru Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin Semarang mengikuti Orientasi Mahasiswa Dirgabangsa dengan tema ‘Membangun Generasi Muda Mandiri, Kreatif dan Mendunia’ di Kampus II Gedongsongo, Manyaran Semarang, Selasa (5/9/2023).
Dalam kegiatan ini, mahasiswa baru yang datang dari berbagai wilayah nusantara ini juga mendapatkan materi Wawasan Kebangsaan dan Penanaman Mental Ideologi untuk menghindari Radikalisme dan Intoleran dari Mayor inf Rahmatullah AR SE MM, Danramil 04 Gayamsari Semarang yang merupakan alumni kampus tersebut.
Di hadapan para mahasiswa, Rahmatullah awalnya memaparkan kondisi Indonesia yang melimpah potensi alam dan sumber dayanya. Semua itu menjadi lirikan negara-negara luar untuk menguasainya melalui berbagai dalih kerjasama. Namun bangsa ini semakin pandai dan cerdas dalam menyikapinya. Salah satunya adalah yang dilakukan pemerintah dengan menata ulang kerjasama Freeport. Kondisi demikian tentu mendatangkan potensi yang tidak semuanya positif, ada banyak hal yang harus kita tanggung sebagai konsekuensi.
Pencurian ikan oleh nelayan asing yang masuk di perairan Indonesia merupakan bukti ancaman, dimana Indonesia ini digerogoti oleh negara asing.
“Oleh karena itu, bangsa Indonesia dituntut melek akan ancaman, jangan sampai terlena dan harus selalu waspada. Kadang kita tidak menyadari ancaman karena kita disibukkan dengan pertentangan yang sengaja diciptakan mereka. Kita ini sedang dipecah belah, disibukkan dengan radikalisme dan intoleran, sehingga kita tidak sadar ketika kita sedang bertikai, diluar sana negara asing masuk mengeksploitasi kekayaan alam kita. Sehingga kita tak sempat mengantasinya karena kita ini sibuk bertikai sendiri,” ujar Rahmatullah.
Karena itu, Rahmatullah mengajak kepada para mahasiswa agar menghindari ajakan atau pengaruh radikalisme dan intoleran dengan fokus belajar. Bila ada ajakan yang mengarah para terorisme, radikalisme dan intoleran, segera laporkan para pihak berwajib.
Rahmatullah juga memaparkan ciri-ciri radikalisme dan kelompok radikal, cirinya adalah bertolak belakang atau anti pemerintah, tidak menjadikan Pancasila sebagai Ideologi, bahkan cenderung menggunakan ideologi, sebagai salah satu contohnya komunis dan Radikal Kanan yang bertumpu pada agama.
“Cara-cara memaksakan kehendak dengan menghalalkan segala cara adalah bertentang dengan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Maka dari itu harus kita cegah dan hindari,” tegas Rahmatullah.
Mahasiswa diminta harus kritis menyikapi akan fenomena radikalisme dan intoleran. Oleh karena itu dituntut peran aktif dan kerjasama dengan semua institusi yang berkompeten di bidangnya.
“Misalnya adek-adek mendapati sebuah pendapat atau ajaran yang diragukan kebenarannya, bisa saja langsung mengkonfirmasinya kepada ahlinya. Misal muatannya agama, maka bisa kepada tokoh atau alim ulama. Misalnya kaitannya dengan politik bisa saja dengan para dosen yang menguasai hal politik di kampus masing-masing. Dengan demikian kita akan tahu dan paham bagaimana menyikapinya. Kalau sudah tahu ajaran atau ada ajakan menyimpang, segera laporkan pada pihak berwajib agar segera ditindak,” tegas Mayor Inf Rahmatullah.
Kepada para mahasiswa, Rahmatullah juga memintanya percaya dan yakin akan Ideologi Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang mampu mempersatukan segenap perbedaan yang ada di tanah air kita menjadi satu saudara dan bangsa bernama Indonesia.
“Semua negara iri kita punya Pancasila, karena terbukti mampu mempersatukan perbedaan yang ada. Oleh karena itu mari kita jaga dan pertahankan, jangan sampai ada yang berupaya mengganti dan membelok-belokkannya,” pungkasnya. (Hdr)