Taman Udan Riris Tlogosari Kulon dikukuhkan sebagai Kampung Pancasila

Semarang – Irdam IV Diponegoro, Brigjen TNI Mirza Agus SIP mewakili Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudiyanto mengukuhkan kawasan Udan Riris Kelurahan Tlogosari Kulon sebagai Kampung Pancasila. Pengukuhan dilaksanakan di halaman Kampus SD Supriyadi 2, Minggu (27/3) disaksikan Walikota Semarang Dr H Hendrar Prihadi SE MM, Dandim 0733 Kota Semarang Letkol Inf Honi Havana M.MDS serta Forkompinda dan masyarakat Semarang.

Kampung ini ditetapkan sebagai kampung Pancasila karena masyarakatnya memiliki nilai toleransi yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Kampung yang terletak di RW 15 dan RW 18 ini memiliki empat tempat ibadah yang berdampingan dan saling menghormati secara turun temurun.

“Saya menilai kampung Pancasila ini benar-benar luar biasa, memiliki rumah ibadah yang lengkap dengan penganutnya dan biasa hidup berdampingan penuh toleransi,” ungkap Irdam IV Diponegoro.

Dandim 0733 Kota Semarang Letkol Inf Honi Havana mengungkapkan terpilihnya Kawasan Udan Riris sebagai Kampung Pancasila karena dinilai memenuhi kriteria sebagai wilayah yang patut dijadikan teladan, terutama dari segi kehidupan masyarakatnya yang sesuai dengan nilai-nilai pengamanan Pancasila, antara lain toleransi.

“Rasa tepa slira masyarakatnya tinggi. Sehingga kampung Udan Riris yang dihuni oleh warga dari berbagai suku, berbagai penganut agama, serta beragam status sosialnya bisa bersatu dan menciptakan sebuah harmoni. Ini merupakan surganya Indonesia, di mana setiap insan bisa hidup secara damai, saling menghargai dan menghormati serta saling membantu.”

Sementara Walikota Semarang, Hendrar Prihadi yang hadir juga ikut mengapresiasi serta memimpin pembacaan Ikrar Kesetiaan Mendukung & Membela Pancasila yang diikuti seluruh anggota Forkompinda serta masyarakat yang hadir.

Sebelum digelar pengukuhan, Irdam IV Diponengoro bersama Dandim 0733 dan Walikota Semarang serta tamu undangan menyempatkan meninjau keliling Kampung Pancasila tersebut. Di kampung ini terdapat Gereja Kristen Jawa, Kapel Santa Theresia, Pura Amertasari, dan Masjid Al-Mubarok yang berdiri saling berdekatan.

Lurah Tlogosari Kulon, Andreas Dwi Agung Nugroho, menjelaskan bahwa di kampung ini dalam perayaan natal misalnya, yang jaga itu dari Banser NU. Dan toleransinya tinggi di sini. “Minggu ini Gereja Katolik dan Gereja Kristen ada ibadah. Kemudian di Pura ada perayaan. Mereka saling menghormati,” katanya.

Bagi para goweser kampung Pancasila ini juga bisa menjadi rute alternatif dalam bersepeda. Sambil bersepeda kita belajar memahami toleransi melalui kampung Pancasila ini. **

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *