Tular Nalar Gelar Diskusi Panel dengan tema “Memandang Literasi Kota Semarang”

Semarang, Javamedia.id – Tular Nalar, bekerja sama dengan Mafindo dan Semarang Writers Week menggelar acara “Literasi Itu Fun: Campervan Tular Nalar” dan Diskusi Panel dengan tema “Memandang Literasi Kota Semarang” pada tanggal 28 Juli 2024 di Gedung Monod, Kota Lama Semarang.

Kolaborasi Tular Nalar bersama Mafindo dan Semarang Writers Week ini diharapkan bisa memperkuat sekaligus memperluas jejaring gerakan literasi ke berbagai komunitas dan Media di Kota Semarang.

Pada tanggal 27 Juli 2024, Tular Nalar mengundang awak media di Hotel Horison Semarang. Di acara ini, Giri Lumakto selaku Koordinator Divisi Kurikulum memperkenalkan program Tular Nalar kepada rekan media yang hadir. Selain itu relawan Mafindo juga turut berbagi pengalaman selama mengikuti program Tular Nalar seperti Sekolah Kebangsaan dan Akademi Digital Lansia.

Tular Nalar

Tular Nalar Berfoto bersama rekan media usai diskusi di Horison Hotel Kotalama Semarang

Kemudian Pada tanggal 28 Juli 2024, digelar acara diskusi panel dengan tema “Memandang Literasi Kota Semarang” di gedung Monod Diephuis, Kota Lama Semarang. Acara ini menghadirkan pemateri Giri Lumakto sebagai Koordinator Divisi Kurikulum Tular Nalar, Windy Ariestanty sebagai founder Patjarmerah, Nanang Bagus Zuliadi dari “Rumpun Sabda Institute”, dan Amilia Dwi dari Komunitas Bukit Buku.

Pada waktu yang bersamaan, Tular Nalar juga mengadakan acara “Literasi Itu Fun: Campervan Tular Nalar” yang menampilkan Campervan Tular Nalar di luar gedung Monod untuk memberikan sosialisasi tentang literasi digital dan program Tular Nalar kepada masyarakat umum.

Ada aktivitas permainan pembelajaran dalam bentuk ular tangga yang mengajak masyarakat untuk berinteraksi secara langsung sambil belajar mengenai bahaya hoax dan berpikir kritis. Masyarakat juga mendapatkan bulletin Tular Nalar yang berisi informasi tentang kegiatan Tular Nalar di seluruh Indonesia. Terdapat pula berbagai merchandise menarik yang dapat dibawa pulang pengunjung.

Sekretaris Daerah Kota Semarang, bapak Iswar Aminuddin berkesempatan menghadiri acara “Literasi Itu Fun: Campervan Tular Nalar”. Pada kunjungannya tersebut beliau memberikan dukungan terhadap Tular Nalar dalam menjalankan kegiatan-kegiatan edukasi dan sosialisasi seputar literasi digital serta kemampuan berpikir kritis kepada masyarakat.

Di kesempatan yang lain, Windy Ariestanty selaku founder dan director Patjarmerah mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan literasi tidak hanya sebatas buku namun juga memahami ilmu pengetahuan termasuk teknologi digital dan internet.

Pada sesi diskusi panel, ia mengatakan bahwa “Buku digital dan non digital berkembang dengan saling menguatkan. Lakukanlah dengan cara-cara yang menyenangkan dalam memberikan wawasan tentang hoax dan literasi, contohnya adalah apa yang dilakukan Tular Nalar dengan membuat permainan-permainan dan kegiatan yang menyenangkan sehingga dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat”.

Ia melanjutkan mengenai pentingnya komunitas bisa berjejaring dalam memperkaya literasinya, “Menciptakan ekosistem adalah dengan membuat komunitas yang berjejaring karena masing-masing komunitas tentu memiliki literasi yang berbeda-beda. Wawasan dan jejaring antar komunitas tersebut nantinya akan memiliki dampak kepada masyarakat.”

Sementara Giri Lumakto selaku koordinator Divisi Kurikulum Tular Nalar dalam sesi diskusi panel tersebut berpendapat bahwa literasi apapun bentuknya memiliki peran yang penting bagi perkembangan kota. “Perkembangan literasi dalam hal ini literasi digital akan terus berkembang seiring perkembangan peradaban, hal ini tentu akan mempengaruhi kota dan manusia yang ada didalamnya. Untuk itu literasi menjadi poin penting dalam mewujudkan kemajuan masyarakat.”

Dalam kesempatan terpisah, Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium MAFINDO, mengutarakan bahwa dengan dukungan berkelanjutan dari Google.org, MAFINDO merasa bangga dapat berkolaborasi dengan Love Frankie, Think Policy, PERLUDEM, Ruangguru, para pakar dan aktivis literasi lainnya untuk memperluas program Tular Nalar di 38 provinsi.

“Hal ini akan mendukung upaya kami sebelumnya dalam memberdayakan penerima manfaat, terutama first-time voters dan lansia dengan critical thinking untuk mengenali dan mencegah penyebaran hoaks, misinformasi, dan ujaran kebencian terkait pemilu,” tambahnya.

Matt Love, Direktur Love Frankie, juga menekankan saat ini Indonesia berada pada titik kritis ditengah badai informasi digital. Tantangan hoaks dan misinformasi bukan hanya menjadi sekedar gangguan selewat tetapi juga ujian ketahanan kolektif atas norma dan demokrasi.

Urgensi untuk mengatasi krisis literasi digital tidak pernah lebih terasa seperti sekarang. Bagi first-time voters yang memainkan peran penting dalam membentuk masa depan bangsa, kemampuan untuk mengidentifikasi dan menangkal potensi misinformasi bukan hanya aset; tapi suatu keharusan.

“Bagi Love Frankie, kolaborasi kami dengan MAFINDO dalam program Tular Nalar lebih dari sekadar kemitraan. Ini adalah upaya terpadu untuk membekali first-time voters ini dengan keahlian prebunking. Dan saat kita mendekati Pemilu 2024, kolaborasi ini pun bertujuan untuk memperkuat pertahanan lanskap digital kita, memastikan setiap warga negara, terutama first-time voters, dapat dengan percaya diri menavigasi lautan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi untuk masa depan Indonesia.” (Psw)

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *