Banjir Demak: BNPB Bersama Lintas KL Optimalkan Pompa Air Bergerak
Demak, Javamedia.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) melakukan optimalisasi operasional Pompa Air Bergerak (mobile pump) guna mengurangi genangan banjir yang masih merendam di beberapa titik di wilayah Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Direktur DSDD BNPB Agus Riyanto pada saat melakukan peninjauan pompa di Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, pada Sabtu (17/2), mengatakan bahwa optimalisasi operasional pompa air bergerak ini merupakan hal yang mutlak dilakukan dan menjadi bagian dari sistem percepatan penanganan darurat banjir di wilayah hilir.
“Hal ini mendesak dilakukan untuk mengurangi debit air secara signifikan pada wilayah yang masih tergenang oleh air, sehingga masyarakat yang terdampak oleh banjir ini dapat segera kembali ke rumahnya masing masing dan memulai kehidupannya kembali,” jelas Agus.
Adapun pompa air bergerak ini didatangkan langsung dari beberapa wilayah seperti Kota Semarang, Kota Solo, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pemalang melalui BPBD termasuk pompa milik BBWS.
Selain pengerahan pompa air, upaya percepatan penanganan banjir Kabupaten Demak juga dilakukan dengan penutupan dan pembangunan tanggul jebol. Pekerjaan ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama lintas instansi terkait. Progres pengerjaan tanggul tersebut hingga hari ini telah mencapai 80 persen.
Dua upaya penanganan di wilayah hilir tersebut juga didukung dengan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dipelopori oleh BNPB, BMKG, BRIN, TNI dan BPBD Provinsi Jawa Tengah, sebagai ikhtiar yang dilakukan di wilayah hulu. Hal itu dilakukan guna redistribusi curah hujan agar tidak masuk ke wilayah Demak, sehingga proses penutupan tanggul dan pengurasan genangan banjir dapat dituntaskan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
“Ini adalah masalah air, ya. Jadi kalau terjadi hujan yang masif di wilayah hulu, maka seluruh pekerjaan di hilir (pembangunan tanggul dan pompa air) akan semakin berat,” jelas Agus.
“Tentunya kita harapkan agar sistem stimulan ini dapat berjalan secara beriringan,” pungkas Agus. *)