DANYONIF BR Ajak Masyarakat Hargai Nilai Perjuangan

SEMARANG JAVAMEDIA.ID – Komandan Batalyon Infanteri 400/ Banteng Raiders (BR) Letkol Inf Zainollah mengajak seluruh elemen masyarakat menghargai nilai perjuangan bangsa, khususnya para pendahulu yang menegakkan NKRI. Hal ini disampaikan ketika bersama warga Slawi Kabupaten Tegal melakukan kerja bakti memperbaiki monumen Gerakan Banteng Nasional (GBN) yang menjadi korban coretan (vandalisme).
Monumen GBN merupakan penanda keberhasilan pasukan Banteng Raiders pimpinan Letkol If Ahmad Yani (pahlawan revolusi) dalam menumpas pemberontakan DI/TII pimpinan Amir Fatah di wilayah Slawi Tegal sejak tahun 1950an.
Sebelum direnovasi dengan pengecatat dan penambalan semen, monument GBN ditemukan dalam kondisi penuh coretan cat sempot. Hal tersebut terdapat di bawah patung Letkol Inf Ahmad yang berdiri tegak di areal monument. Kondisi ini sangat memprihatinkan, terutama terdapat pula kerusakan pada lambang Burung Garuda Pancasila.
Sesepuh dan Veteran Seroja Banteng Raiders, Letkol Inf Purn Totok Suroto yang kini aktif sebagai pengurus DPP LVRI bidang Pewarisan JSN45 ikut prihatin atas terjadinya aksi vandalisme terjadi pada monument GBN.
“Kami ikut prihatin bila monument perjuangan GBN dicorat-coret oleh sekelompok orang yang tak bertanggungjawab karena iseng. Ini menandakan tak adanya kepedulian dan kurang memahami akan nilai perjuangan bangsa. Bila anak-anak muda kita paham dan bisa memaknai nilai sejarah, tentu akan menghargai dan menghormati nilai-nilai kejuangan yang terkandung dalam monument perjuangan. Monumen itu dibuat sebagai penanda dan peringatan. Dari monument tersebut, agar kita bisa mewarisi Jiwa, Semangat dan Nilai Perjuangan yang ditanamkan sejak kita berhasil meraih cita-cita proklamasi 1945. Oleh karena itu JSN45 harus terserap di setiap jiwa anak-anak muda agar tak terjadi hal-hal seperti ini,” ungkap Totok Suroto menganggapi aksi vandalisme yang menimpa Monumen GBN.
Harry Murdiyanto SE, putra Hasyim Dirjosubroto Bupati Tegal 1978-1989 mengatakan monument GBN berdiri sejak 5 Oktober 1976 dan diresmikan oleh Jenderal TNI Surono. “Dulu saat bapak kami menjabat Bupati Tegal, dua tahun sejak monumen berdiri kami sering diajak ke momumen tersebut untuk menyimak kisah perjuangan pada dinding relief yang mengisahkan perjuangan menumpas pemberontakan DI/TII. Di monument tersebut sering juga diadakan peringatan-peringatan berkaitan dengan hari sejarah bagi perjuangan rakyat Tegal. Monumen GBN pada saat ini merupakan magnet tersendiri bagi masyarakat baik dari Slawi maupun Kota Tegal,” ujar Harry Murdiyanto.
Hasyim Dirjosubroto yang juga mantan pejuang Kemerdekaan RI memberi perhatian khusus pada monument tersebut, diantaranya dalam hal perawatan dan pengawasan. “Dulu monument tersebut selalu bersih dan asri. Selain terdapat tanaman penghias juga tiap hari ada petugas yang membersihkan,” kenang Harry Murdiyanto yang kini tergabung dalam organisasi anak Veteran Pemuda Panca Marga (PPM) Jawa Tengah.
Danyonif 400/BR Letkol Inf Zainollah berterima kasih kepada masyarakat yang ikut serta membantu satuannya membersihkan dan mengecat ulang monument GBN beberapa waktu lalu. “Kami mengajak masyarakat agar ikut merawat monument. Yang peduli ternyata banyak, ada dari kalangan pelajar hingga pedagang kaki lima yang ada tak jauh dari monumen. Kami sangat berterima kasih dan semoga mereka selain bisa merasa memiliki, juga mampu merawatnya. Ini kami lakukan juga dalam rangka menyambut ulang tahun Batalyon Infanteri Banteng Raiders ke-71,” ungkap Zainollah.
Banteng Raiders kali pertama dibentuk pada 23 Maret 1953 dengan moto satuan ‘Pantang Mundur’. Pembentukannya sendiri berdasar Skep Panglima Teritorium IV Nomor 5/B-4/ADJEN/4/1953 tanggal 23 Maret 1953. Persemian dilakukan di Balaikota Tegal.
Dalam rangka menyambut HUT Ke-71 Banteng Raiders, beberapa kegiatan digelar selain bhakti sosial juga Lomba Burung di Mako Yonif Raider 400/Banteng Raiders Srondol Semarang, Minggu (10/3/2024).
Sebelumnya juga dilakukan acara tradisi di Tugu Banteng Raiders, Puncak Gunung Ungaran yang perjalanannya menuju Gunung Ungaran ditempuh dari Medini. Seluruh prajurit Banteng Raiders terlibat dalam kegiatan ini. (Ranger)