Gelar Pembekalan Jurnalistik, Pondok Asy Syarifah Mranggen Cetak Santri Jurnalis

SEMARANG JAVAMEDIA.ID – Para Santri Pondok Pesantren Asy Syarifah Brumbung Mranggen, Kabupaten Demak menerima pembekalan ilmu jurnalistik dari praktisi jurnalis.

Pelatihan diawali dengan sosialisasi pengenalan jurnalitik tahap I di Pondok, Minggu (12/11/2023) oleh praktisi jurnalis Kedaulatan Rakyat, Chandra AN dan Ary Chephy dari JavaMedia.Id.
Dalam pengenalan, Chandra AN mengungkapkan bahwa jurnalistik merupakan pekerjaan pemberitaan yang diawali dari perencanaan, penggalian data informasi, penyusunan berita dan pemuatan. “Lebih dari itu, jurnalistik mendasarkan pada impact pemberitaan. Artinya karya jurnalistik ini tidak sekadar menyampaikan informasi melainkan harus ada impact atau pengaruh bagi pembaca. Misalnya pembaca menjadi tahu dan paham akan suatu peristiwa atau kejadian, lalu bisa saja memunculkan reaksinya,” ungkap Chandra AN yang telah menerjuni dunia jurnalistik selama 30 tahun.

Dia mengungkapkan banyak reaksi positif dari pemberitaan. Misalnya berita tentang bencana alam yang menimbulkan empati pembaca untuk membantu para korban. Demikian juga berita-berita tentang korban perang Israel-Palestina yang telah menimbulkan solidaritas dunia untuk membantu korban dan upaya menghentikan perang guna menghirdarkan banyak jatuh korban di pihak sipil.

“Ini merupakan salah satu kekuatan jurnalistik, dimana berita akan memberi pengaruh sangat besar pada pemikiran manusia. Oleh karena itu, jurnalistik harus ditempatkan pada fungsi kebenaran, termasuk memberikan klarifikasi atas berita-berita yang tidak benar atau HOAX. Jurnalistik tidak boleh menyesatkan, melainkan harus meluruskan dan menjadi jalan mengarahkan solusi,” paparnya lebih lanjut.

Sementara Ary Chephy, Redaktur Pelaksana JavaMedia.Id memaparkan keuntungan mejadi wartawan. “Wartawan adalah profesi yang mulia. Sebagaimana guru, wartawan harus memberi pencerahan melalui informasi yang disampaikan. Kerjanya tak berbatas siang maupun malam, bisa saja 24 jam non stop. Karena tidurnya wartawan adalah menunggu berita. Kapan saja mendengar ada peristiwa, dia harus berangkat meliput. Ini merupakan tugas dan tanggungjawab seorang wartawan,” kata Ary.

Wartawan menurutnya harus memiliki pergaulan luas, dengan siapa saja harus bisa bergaul dan menempatkan diri sebagai mitra. “Dengan Presiden, Gubernur, Tokoh Masyarakat hingga Pengemis pun harus bisa menjalin hubungan baik. Oleh karena itu, ini suatu keuntungan besar untuk bisa menggali informasi. Kadang wartawan juga mengikuti perjalanan dinas hingga ke mana saja pejabat pergi. Tentu ini pengalaman yang tak mungkin bisa dialami orang lain selain yang menjalankan profesi kewartawanan.” Paparnya.

Ary berpesan kepada para santri, untuk menjadi seorang wartawan harus mampu menjaga integritas, intelektualitas dan kejujuran.

Sementara Pengurus Pondok Pesantren Asy Syarifah, Abdul Rochim SThI menyatakan perlunya para santri memahami ilmu jurnalistik. Mengingat semakin ke depan arus informasi akan semakin mewarnai kehidupan dengan medianya yang semakin berkembang pesat. “Saya rasa dalam jurnalistik banyak mengajarkan tentang bagaimana proses menulis dan etika yang harus dijaga, maka ini sangat penting untuk menghindari penyesatan informasi. Para santri harus bisa menuangkan ide dan gagasannya melalui tulisan, sehingga akan sangat berarti dan bermanfaat bagi dunia luar. Kami berhadap dari pondok pesantren ini akan lahir wartawan atau penulis-penulis yang memiliki bobot,” ujar Abdul Rochim. (Haidar AF)

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *