Tetap Khidmat, Pertempuran 5 Hari di Semarang Diperingati Ditengah Guyuran Hujan

JAVAMEDIA.ID – Semarang, Peristiwa Pertempuran 5 Hari Semarang antara warga Semarang menghadapi pasukan tentara Kido Butai pada 14 Oktober 1945, diperingati seperti pada umumnya, Jumat malam (14/10) di kawasan Tugu Muda Semarang.

Peringatan kali ini berlangsung dalam kesederhanaan dan guyuran hujan sejak sore. Namun demikian tak mengurangi kekhidmadan upacara yang dipimpin Wakil Gubernur Jateng Gus Taj Yasin.

Meski dalam suasana hujan rintik-rintik, upacara seremonial tetap berlangsung dan detik-detik peringatan ditandai dengan raungan suara sirene dan dentuman meriam. Dalam detik-detik puncak semua lampu di kawasan Tugu Muda sengaja dipadamkan. Sekejap mirip suasana perang, di mana Gedung Lawang Sewu begitu terang terkena pendaran cahaya meriam yang meledak.

Dalam narasi pembawa acara dikisahkan saat itu terjadi upaya pemuda Semarang meminta senjata tentara Jepang yang sudah kalah atas Sekutu, di markas Kido Butai. Karena berjalan alot, Jepang pun bersiasat memberi senjata rusak agar pemuda lekas keluar dari markas Kido Butai di Jatingaleh. Bukannya pulang, pemuda yang mengetahui ditipu Jepang akhirnya menumpahkan kemarahannya dengan menganiaya setiap warga Jepang yang ditemuinya di tengah jalan.

Pasukan Kido yang mendengar pemuda marah langsung memerintahkan tawanan Jepang yang ada di penjara Mlaten melarikan diri dan melawan penjaga dari Polisi Istimewa.

Bahkan tentara Jepang pun membunuh anggota Polisi Istimewa yang berjaga di Reservoir Wungkal seraya mengisyukan meracuni tandon air minum tersebut.

Semakin malam pertempuran tak bisa dihindari, apalagi ratusan tentara Jepang turun dari Kido Butai menyerbu kota dan membunuhi pemuda dengan cara disembelih.

Dr Kariadi, Kepala Laboratorium RS Purusara yang diperintahkan mengecek kondisi air akhirnya gugur setelah ditembak Jepang dalam perjalanan. Kekejian Jepang inilah memicu para Pemuda Semarang bangkit berjuang.

Akhirnya selama 5 hari pertempuran berkecamuk. banyak kampung-kampung dibakar, termasuk Kampung Batik yang meludeskan 300 rumah warga.

Akhirnya pertempuran 5 hari usai setelah Sekutu datang dan mengambil alih penguasaan dari Jepang. Peristiwa heroik yang menelan korban jutaan jiwa ini diperingati untuk mengenang perjuangan.

Wagub Jawa Tengah akhirnya memotong tumpeng disaksikan Plh Walikota Semarang Hj Ir Hevearita G Rahayu, didampingi Dandim 0733 BS Kota Semarang, Kol Inf Honi Havana MMDS. (Dhirgham)

Mari berbagi:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *