Konsorsium Pengusaha Peduli Pertahankan Batik Tulis Batang

Batang JavaMedia.Id – Para pemerhati, pewaris, pecinta budaya dan Batik Tulis Batang tidak mau berdiam diri di tengah ancaman kepunahan. Ragam upaya dilakukan, salah satu di antaranya dengan memasukkan batik sebagai bagian dalam pelajaran tata busana di SMKN 1 Warungasem.
Menurut Kepala Sekolah SMKN 1 Warungasem, Suyanta, S.Pd, MSi, program tata busana atau kini dikenal dengan Program Desain dan Produksi Busana mendapatkan bantuan pemerintah sejak tahun 2021 berupa gedung peralatan, paket peralatan, dan soft program yaitu pelatihan, hadirnya guru tamu dan guru magang. Soft program ini berlanjut hingga tahun 2022 dan 2023. “Sekarang, alur produksi batik dilakukan dengan pendekatan teknologi, misalnya didukung beberapa komputer khusus untuk membuat pola desain secara digital, mesin printing, dan adanya 90 mesin jahit moderen,” kata Suyanta, Selasa (7/1/2025).
Perhatian pada Batik Tulis Batang makin kental manakala Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi Indonesia memberikan bantuan dengan proyek Teaching Factory (TEFA). Di Gedung TEFA ini, karya-karya batik yang hadir dari tangan-tangan generasi muda Batang dapat dilihat saat membuka pintu showroom Gedung TEFA. Di ruang sebelahnya, sebuah runaway (catwalk) yang dilengkapi delapan lampu par, menjadi ajang penampilan siswi-siswi SMKN 1 Warungasem untuk menunjukkan karya-karya batik terbaik mereka.
Memadukan bantuan pemerintah dan juga Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi Indonesia ini, kini ada 20 orang pelajar se-Kabupaten Batang yang terpilih untuk mendalami Batik Tulis Batang pada proyek TEFA. Seorang pemerhati dan pejuang Batik Tulis Batang, yang juga Direktur Institut Pluralisme Indonesia (IPI), William Kwan, hadir secara berkala untuk memberikan pelatihan motif, pengenalan warna motif, pengenalan batik Bhinneka Tunggal Ika (memadukan Batik Tulis Batang dengan Batik Tulis Jambi), hingga model pembelajaran dalam industri pakaian.
“Intinya, di sekolah kami memperkenalkan batik secara umum, baik berupa batik print, cap, gabungan antara cap dan tulis, dan batik tulis,” kata Erwan, Kepala Prorgam Desain Produksi Busana di SMKN 1 Warungasem. “Anak-anak memang diarahkan menguasai kemampuan batik tulis karena semester depan, kami mengusulkan kurikulum baru di mana para pelajar akan belajar langsung pada ibu asuh, yaitu pengrajin Batik Tulis Batang, agar warisan budaya ini tidak punah,” ungkap Erwan.
Sementara Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Warungasem, Bejo Sulasih, S.Pd., M.Pd, mengatakan jika di setiap angkatan ada 300-an anak didik yang belajar membatik, diharapkan ada beberapa di antara mereka yang tetap mempertahankan warisan ratusan tahun Batik Tulis Batang, termasuk Batik Rifaiyah yang unik. (Gam)